LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI
A.
SIFAT STUDI GEOGRAFI
Berkembangnya sistem pengetahuan ikut mendorong
manusia untuk mengenal alam dan lingkungannya lebih jauh lagi. Keingintahuan
manusia untuk lebih mengenal alam dan lingkungan sekitar dapat dilakukan dengan
cara melakukan penelitian. Penelitian dilakukan untuk memberi jawaban kepada
ketidakpastian. Pada dasarnya penelitian tidak boleh memastikan hanya
berdasarkan pandangan dirinya (subjektif) tetapi harus berdasarkan kenyataan
objek yang diselidiki (objektif). Untuk itulah, penelitian dilakukan untuk
memastikan informasi yang diperoleh manusia dan didukung oleh data-data yang
dilakukan di lapangan.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan YME yang
dibekali cipta, rasa, dan karya. Melalui kelebihannya tersebut, diharapkan
manusia dapat menjawab segala permasalahan yang ada di permukaan bumi. Manusia
bisa melakukan berbagai penelitian terhadap fenomena geosfer dengan
memanfaatkan ilmu geografi.
Penelitian atau reset
merupakan terjemahan dari bahasa inggris research yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari).
Penelitian merupakan upaya atau kegiatan yang bertujuan mencari jawaban
sebenar-benarnya terhadap suatu kenyataan atau realita yang dipikirkan atau
dipermasalahkan dan memperoleh pengetahuan ilmiah tertentu yang berguna, baik
bagi aspek keilmuan maupun bagi aspek guna dengan menggunakan metode-metode
tertentu menurut prosedur yang sistematis. Geografi adalah ilmu pengetahuan
yang menggambarkan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa definisi penelitian geografi adalah kegiatan
yang bertujuan mencari jawaban sebenar-benarnya terhadap suatu kenyataan atau
realita yang dipikirkan atau dipermasalahkan dengan menerapkan disiplin ilmu
geografi.
Penelitian merupakan suatu proses untuk menemukan
kebenaran. Agar diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel maka
penelitian harus didesain dengan sempurna menggunakan metode dan teknik
penelitian yang tepat dalam proses pengumpulan data. Begitupun dengan geografi
yang merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi. Penelitian yang berkaitan
dengan hal tersebut harus dilakukan dengan seksama dan seakurat mungkin.
Menurut Pabundu Tika (2005) metode penelitian geografi dapat diartikan sebagai
pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji
kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi dan
lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Metode ilmiah merupakan
langkah-langkah yang dipakai untuk melakukan penelitian dan membuat pemecahan
masalah.
Dalam praktik penelitian ilmiah, ada dua pendekatan
untuk menjawab permasalahan penelitian yang timbul sebagai suatu fenomena yang
harus dicari jawabannya, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian
kuantitatif.
1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang dilakukan menggunakan alat indra tanpa mengacu pada satuan
pengukuran baku. Data yang didapat dari penelitian kualitatif berupa deskripsi
atau penjelasan mengenal suatu keadaan atau kejadian.
2. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang dilakukan menggunakan alat ukur dan mengacu pada satuan
pengukuran baku. Data yang didapat dari penelitian kuantitatif berupa angka
atau jumlah.
Melalui disiplin ilmu geografi, kita
dapat melakukan penelitian geografi terhadap fenomena geosfer. Fenomena geosfer
yang dimaksud adalah gejala-gejala yang berhubungan dengan litosfer, atmosfer,
hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Dalam menjelaskan hubungan timbal balik
antarmanusia dengan alam, geografi menggunakan sudut pandang kewilayahan.
Maksudnya geografi membahas suatu wilayah menurut kenyataan wilayah tersebut.
Dalam geografi, wilayah dapat diartikan sebagai luas atau sempitnya suatu
bagian. Telaah geografi dengan sudut pandang kewilayahan akan memberikan
kejelasan tentang interaksi dan interdependensi (ketergantungan) antara manusia
dengan alam dilingkungan hidupnya. Persamaan dan perbedaan antara gejala
geosfer dipelajari dengan sudut pandang kewilayahan dan konteks keruangan,
yaitu ruang tempat hidup manusia. Di dalam ruang tersebut terdapat hubungan
saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan alam.
Gambar 1. Unsur-unsur geosfer serta hubungannya satu sama lainnya
Contoh fenomena litosfer yang dapat dikaji dalam
penelitian yaitu fenomena gempa bumi, pergerakan lempeng tektonik, gunung api
meletus, dan tanah longsor.
Gambar 2. Longsor di Banjarnegara tahun 2014
Contoh fenomena atmosfer yang dapat dikaji dalam
penelitian yaitu awan, udara, dan perubahan unsur-unsur cuaca.
Gambar 3. Kecelakaan pesawat air asia tahun 2014
Contoh
fenomena hidrosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi, yaitu pasang
surut, arus laut, pergerakan air tanah, aliran air permukaan, arus sungai,
banjir, dan lain-lain.
Gambar 4. Banjir di Jakarta
Contoh biosfer dalam
bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu persebaran dan habitat fauna di
Indonesia, kasus pembantaian orang utan di Kalimantan, dan lain-lain.
Gambar 5. Pembantaian orang utan di Kalimantan
Contoh antroposfer
dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu kehidupan sosial manusia,
aktivitas ekonomi, budaya, dan lain sebagainya.
Gambar 6. Pasar apung
B.
Pendekatan Analisis Studi Geografi
Bumi yang kita tempati ini memiliki suatu sistem yang kompleks, sehingga
cara terbaik untuk mempelajarinya adalah dengan memahami setiap komponen-komponennya
dengan berbagai pendekatan dalam geografi. Dalam geografi terpadu (integrated geography) untuk mendekati
suatu masalah dalam geografi digunakan berbagai macam pendekatan (approach), yaitu pendekatan analisis
keruangan (spatial analysis),
analisis kelingkungan (ecological
analysis), dan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis). Pendekatan tersebut merupakan cirri
khas dari ilmu geografi untuk menjelaskan berbagai fenomena geosfer yang ada di
muka bumi ini.
1.
Pendekatan Keruangan (Spatial
Analysis)
Pendekatan keruangan menekankan
analisisnya pada variasi distribusi dan lokasi dari pada gejala-gejala atau
kelompok gejala-gejala di permukaan bumi. Contohnya yaitu studi variasi kepadatan
penduduk, studi variasi penggunaan lahan, dan studi variasi tentang kemiskinan
di perdesaan (Suparmini, dkk). Dalam pendekatan keruangan yang harus
diperhatikan adalah penyebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan
digunakan untuk berbagai keperluan yang telah direncanakan.
Contoh:
a. Wilayah Indonesia merupakan kawasan yang rawan bencana
alam seperti gempa bumi dan gunung meletus, hal ini dikarenakan wilayah
Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng benua dan dua jalur pegunungan api
dunia.
b. Di Indonesia terdapat tiga zona wilayah persebaran
fauna yang dipisahkan oleh garis Wallace dan garis Weber.
2.
Pendekatan Ekologi (Ecological
Analysis)
Pendekatan ekologi adalah
upaya dalam mengkaji fenomena geosfer khususnya terhadap interaksi antara organisme
hidup dan lingkungannya. Pendekatan kelingkungan merupakan analisis
berdasarkan interaksi manusia dengan lingkungannya yang menciptakan ekosistem.
Pendekatan ini menekankan pada keterkaitan antara suatu fenomena geosfer dengan
variabel lingkungan yang ada dan mengaitkan hubungan makhluk hidup dengan
fenomena alam dan perilaku manusia.
Contoh:
a. Penebangan hutan di wilayah puncak Cisarua, Bogor
telah mengakibatkan bencana tanah longsor dan banjir yang menyebabkan jatuhnya
korban jiwa serta harta benda.
b. Kebiasaan warga Jakarta membuang sampah di sungai,
semakin membuat banjir di Jakarta semakin parah saat musim penghujan.
3.
Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional Complex Analysis)
Pendekatan kompleks wilayah mendasarkan pada kombinasi antara
analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisis ini menekankan pengertian ”areal differentiation” yaitu adanya
perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah. Perbedaan ini mendorong suatu
wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain. Perkembangan wilayah yang
saling berinteraksi terjadi karena terdapat permintaan dan penawaran.
Contoh analisis kompleks
wilayah diterapkan dalam perancangan kawasan pemukiman. Langkah awal, dilakukan
identifikasi wilayah potensial di luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum,
seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng. Langkah kedua,
identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan
rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan
tersebut.
C.
Metode Penelitian Geografi
1. Tujuan Penelitian Geografi
Tujuan penelitian geografi dapat
dinyatakan sebagai berikut:
a. Menerapkan
hasil penelitian geografi bagi kepentingan pemecahan masalah sosial, khususnya
di wilayah penelitian dan di seluruh wilayah yang mengalami masalah yang sama
b. Menerapkan
hasil penelitian geografi bagi kepentingan hidup manusia masa kini dan masa
yang akan datang
c. Menyumbangkan
hasil penelitian geografi bagi perencanaan dan pengembangan kehidupan sifat studi geografi
d. Menguji
kebenaran hipotesis yang diajukan terhadap masalah yang diteliti
e. Menyumbangkan
konsep, teori, atau prinsip baru yang ditemukan pada penelitian bagi
kepentingan pengembangan ilmu geografi
2. Unsur- Unsur Pokok dalam
Penelitian Geografi
Ada beberapa unsur pokok dalam
penelitian ilmiah
a. Perumusan
masalah
Masalah adalah hal yang mengandung persoalan, yang
membutuhkan pemecahan. Masalah geografi sekurang-kurangnya menyangkut tiga
persoalan pokok:
1) Apa
masalahnya/ what (berkaitan dengan gejalanya)
2) Di
mana masalah terjadi/ where (berkaitan dengan lokasi dan ruang )
3) Mengapa
masalah terjadi/ why (berkaitan
dengan relasi, interelasi, dan interaksi gejala tersebut dengan gejala-gejala
lain).
b. Kajian
teori dan pengajuan hipotesis
Setelah menemukan masalah
langkah selanjutnya adalah menentukan jawaban sementara atau dugaan terhadap
pertanyaan disebut hipotesis.
Hipotesis adalah jawaban yang masih dangkal dan perlu diuji kebenarannya.
Untuk membuat hipotesis,
kita harus bertolak dari geografi yang sudah ada. Ada beberapa syarat yang
harus dimiliki oleh suatu hipotesis yang baik, yaitu :
1) Dapat
dipercaya dan masuk akal
2) Merupakan
ungkapan keteraturan pikiran
3) Memberikan
peluang untuk pengujian empiris
Hipotesis
dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
1) Hipotesis
dalam bentuk pertanyaan
Contoh : apakah derajat pencemaran di daerah
sumber jaya erat hubunganya dengan pertumbuhan industri di daerah tersebut?
2) Hipotesis
nol
Hipotesis nol bersifat netral atau tidak
berpihak pada salah satu dominasi variabel yang menjadi pokok persoalan yang
sedang kita teliti.
Contoh : Derajat pencemaran di daerah Sumber
Jaya tidak ada hubunganya dengan pertumbuhan Industri di daerah yang
bersangkutan.
3) Hipotesis
yang memberikan peluang jawaban ya, tidak, dan mungkin
a) Pertumbuhan
derajat pencemaran di daerah Sumber Jaya erat sekali hubunganya dengan
pertumbuhan industri di daerah yang bersangkutan
b) Pertumbuhan
industri di daerah Sumber Jaya berkorelasi positif dengan derajat pencemaran di
daerah yang bersangkutan
c) Pertumbuhan
industri di
daerah Sumber Jaya merupakan salah satu
faktor peningkatan derajat pencemaran yang berada di daerah yang bersangkutan
d) Tidak semua penelitian mencantumkan adanya hipotesis.
Misalnya penelitian yang sifatnya sekedar mendeskripsikan tanpa maksud menguji.
c. Pengumpulan
data
Setelah masalah dirumuskan dan hipotesis
diajukan atas dasar berpikir rasional, maka langkah berikutnya adalah melakukan
kegiatan lapangan untuk mengumpulkan data guna menguji hipotesis.
d. Populasi dan sampel
Populasi
adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Sampel (contoh) adalah bagian dari populasi
yang mewakili. Sebelum kita menentukan sampel kita harus menentukan populasinya
terlebih dahulu. Untuk menentukan sampel dari suatu populasi kita harus
memiliki pengetahuan tentang populasinya.
Jumlah
sampel yang diambil lebih besar semakin baik karena mendekati kenyataan
(populasi). Kondisi geografi suatu objek jarang sekali terdapat kesamaan, maka
penarikan sampel banyak macamnya. Maka
metode pengambilan sampel dari populasi terdapat berbagai macam:
1) Sampel
acak sederhana
2) Sampel
bertingkat atau gugus bertahap
3) Sampel
sistematik
4) Sampel
cluster atau gugus
sederhana
5) Sampel
kuota
6) Sampel
sebanding (proportional sample)
7) Sampel
bertujuan (purposive sample)
8) Sampel jenuh
3.
Metode Penelitian
Geografi
Berdasarkan prinsip
geografi, jelaslah bahwa pengetahuan geografi diperoleh melalui penelitian.
Untuk melakukan penelitian diperlukan metode. Metode penelitian geografi
berguna untuk mempelajari karakteristik bumi dan kegiatan manusia. Beberapa
bentuk pelaksanaan metode penelitian geografi menurut Pabundu Tika sebagai
berikut.
a.
Menetapkan
dan Membatasi Objek atau Pokok Persoalan
Langkah menetapkan objek atau pokok persoalan dimaksudkan untuk memberi
isi dan arah kegiatan penyelenggaraan kegiatan penelitian, serta menerapkan
metodologi tertentu yang paling cocok untuk memecahkan masalah. Sedangkan
pembatasan objek atau pokok persoalan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan
kesalahan penafsiran atau interpretasi atas objek atau persoalan yang akan
diteliti.
b.
Mengajukan
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Oleh karena
itu, hipotesis dapat dipakai sebagai pegangan dalam menentukan arah penelitian.
c.
Mengumpulkan
Data dan Informasi
Dalam penelitian, pengumpulan data dan informasi merupakan suatu
kegiatan lapangan untuk mendukung pokok persoalan dan hipotesis yang diajukan.
Dalam melakukan suatu penelitian terhadap suatu objek tertentu, tidak semua
data perlu dikumpulkan, akan tetapi data yang dibutuhkan sudah diformulasikan
dan diprogramkan terlebih dahulu sehingga dapat dikumpulkan suatu data secara
efisien dan efektif.
d.
Mengolah
Data dan Menguji Hipotesis
Mengolah data berarti mengidentifikasi, menyeleksi, mengatur, dan
menafsirkan data yang benar-benar bermanfaat bagi suatu penelitian. Pengolahan
data juga erat kaitannya dengan pengujian hipotesis. Dari data yang telah
diolah, peneliti dapat menguji sehingga bisa berkesimpulan, bahwa suatu
hipotesis dapat diterima atau ditolak.
e.
Mengambil
kesimpulan
Setelah data diolah dan diuji, langkah selanjutnya adalah menarik suatu
kesimpulan. Kesimpulan dapat bersifat umum dan dapat pula bersifat khusus
(spesifik).
f.
Melaporkan
Hasil
Melaporkan hasil merupakan produk akhir suatu penelitian. Para peneliti
wajib membuat suatu laporan apabila penelitian sudah selesai dilakukan. Secara
singkat terdapat pemimpin.
D.
Teknik Pengumpulan Data Geografi
Data dapat digolongkan berdasarkan sifat dan
sumbernya. Berikut ini merupakan penggolongan data.
1. Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data
dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
a. Data kuantitatif, yaitu data yang bersifat angka. Data
ini biasa berupa angka-angka seperti 1, 2, 3, dan seterusnya.
b. Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam
bentuk kalimat maupun uraian. Misalnya peneliti ingin mengetahui asal-usul
tenaga kerja industri di Medan dengan memberikan pilihan jawaban.
1) Berasal dari Kota Medan
2) Berasal dari desa sekitar Kota Medan
3) Berasal dari luar Kota Medan
4) Berasal dari luar Sumatera
2. Berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data
dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari
responden atau objek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti.
b. Data sekunder, yaitu data yang telah lebih dahulu
dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti
sendiri walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli. Data
sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi maupun perpustakaan.
Cara dan teknik pengumpulan data dalam penelitian
dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut ini merupakan cara dan teknik
pengumpulan data.
1. Data primer
a. Observasi
Observasi adalah cara dan teknik
pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis
terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi terbagi
menjadi dua sebagai berikut.
1) Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan
terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer
berada bersama objek yang diteliti.
2) Observasi tidak langsung, yaitu pengamatan yang
dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki atau
objek yang diteliti. Contohnya adalah pengamatan yang dilakukan melalui citra
dari foto udara atau satelit, dan slide.
b.
Wawancara
Wawancara
merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan
dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada umumnya dua
orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab.
c.
Angket
Angket
adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan
tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.
d.
Dokumentasi
Dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku
yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, film dokumenter, dan data
lain yang relevan.
e.
Rating Scale (Skala
Bertingkat)
Rating scale adalah
teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berisi
skala bertingkat yang harus dipilih dengan cara melingkari atau member tanda
silang. Pada rating scale, data
mentah yang didapat dapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian
kualitatif.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang
diperoleh seorang peneliti tidak secara langsung dari subjek/ objek yang
diteliti akan tetapi melalui pihak lain seperti instansi-instansi/
lembaga-lembaga yang terkait, perpustakaan, arsip perorangan, peta, dan
sebagainya.
E.
Teknik Analisis Data Geografi
Analisis
data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasar fokus atau masalah yang ingin dijawab. Dalam
geografi ada dua cara untuk menganalisis data yaitu sebagai berikut.
1. Pengelompokan, pengolahan, dan penyajian data dengan
statistik
Data yang telah
terkumpul, baik melalui observasi, wawancara maupun komunikasi tidak langsung,
perlu dikelompokkan untuk memudahkan dalam pengolahan data. Dalam
mengelompokkan data, perlu dibedakan antara data kualitatif, data kuantitatif,
data pribadi, data primer, data sekunder, data tertulis, data lisan, data
relevan yang selanjutnya diolah dengan menggunakan statistik.
2. Pengelompokan, pengolahan, dan penyajian data dengan
deduktif
Pemecahan
masalah secara deduktif didasarkan pada berpikir rasional melalui telaah
kepustakaan, data tabel, dan grafik yang ada. Kemudian, menerjemahkan isi dan
maksud uraian dalam buku, tabel, dan grafik tersebut.
F.
Publikasi Hasil Penelitian Geografi
Secara lengkap susunan (format) dalam menyajikan karya
tulis adalah sebagai berikut:
1.
BAGIAN PEMBUKAAN
Bagian pembukaan meliputi:
Judul Karya Tulis/ Penelitian
Halaman Pengesahan (Kepala Sekolah)
Halaman Persetujuan (Guru Pembimbing)
Halaman Persembahan dan Motto (Apabila Perlu)
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
2.
BAGIAN ISI
Bagian isi meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Permasalahan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
B. Landasan Teoritik
C. Hipotesis
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel
B. Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian
C. Metode Pengumpulan Data
D. Model Analisis dan Teknik Analisis (apabila
menggunakan statistik)
BAB IV : ANALISIS DATA
A. Latar Belakang Objek Penelitian
B. Analisis Data
3.
BAGIAN PENUTUP
Bagian penutup meliputi:
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Setelah eksperimen selesai dilakukan, langkah terakhir
adalah mempublikasikan hasil. Mempublikasikan hasil adalah menginformasikan
kepada orang lain hasil dari eksperimen
yang telah dilakukan agar orang lain mengetahui atau dapat
mengujicobakan kembali. Mempublikasikan hasil penelitian dapat dilakukan dengan
menyusun laporan hasil penelitian dan menerbitkan jurnal penelitian. Publikasi
ini bisa juga dilakukan dalam bentuk seminar, penerbitan, dan jenis lain yang
memungkinkan hasil-hasil penelitian itu dapat disosialisasikan secara terbuka
kepada publik, baik dalam skala nasional, regional, maupun lokal.
Publikasi ilmiah adalah sistem publikasi yang
dilakukan berdasarkan peer review dalam
rangka untuk mencapai tingkat objektivitas setinggi mungkin. Sistem ini,
bervariasi tergantung bidang masing-masing, dan selalu berubah, meskipun
seringkali secara perlahan. Sebagian besar karya akademis diterbitkan dalam
jurnal ilmiah atau dalam bentuk buku.
Comments
Post a Comment