BAB 3. PENELITIAN GEOGRAFI


LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI

A.   SIFAT STUDI GEOGRAFI

Berkembangnya sistem pengetahuan ikut mendorong manusia untuk mengenal alam dan lingkungannya lebih jauh lagi. Keingintahuan manusia untuk lebih mengenal alam dan lingkungan sekitar dapat dilakukan dengan cara melakukan penelitian. Penelitian dilakukan untuk memberi jawaban kepada ketidakpastian. Pada dasarnya penelitian tidak boleh memastikan hanya berdasarkan pandangan dirinya (subjektif) tetapi harus berdasarkan kenyataan objek yang diselidiki (objektif). Untuk itulah, penelitian dilakukan untuk memastikan informasi yang diperoleh manusia dan didukung oleh data-data yang dilakukan di lapangan.
Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan YME yang dibekali cipta, rasa, dan karya. Melalui kelebihannya tersebut, diharapkan manusia dapat menjawab segala permasalahan yang ada di permukaan bumi. Manusia bisa melakukan berbagai penelitian terhadap fenomena geosfer dengan memanfaatkan ilmu geografi.
Penelitian atau reset merupakan terjemahan dari bahasa inggris research yang merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Penelitian merupakan upaya atau kegiatan yang bertujuan mencari jawaban sebenar-benarnya terhadap suatu kenyataan atau realita yang dipikirkan atau dipermasalahkan dan memperoleh pengetahuan ilmiah tertentu yang berguna, baik bagi aspek keilmuan maupun bagi aspek guna dengan menggunakan metode-metode tertentu menurut prosedur yang sistematis. Geografi adalah ilmu pengetahuan yang menggambarkan segala sesuatu yang ada di permukaan bumi. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa definisi penelitian geografi adalah kegiatan yang bertujuan mencari jawaban sebenar-benarnya terhadap suatu kenyataan atau realita yang dipikirkan atau dipermasalahkan dengan menerapkan disiplin ilmu geografi.
Penelitian merupakan suatu proses untuk menemukan kebenaran. Agar diperoleh hasil penelitian yang valid dan reliabel maka penelitian harus didesain dengan sempurna menggunakan metode dan teknik penelitian yang tepat dalam proses pengumpulan data. Begitupun dengan geografi yang merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kausal gejala-gejala di muka bumi dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di muka bumi. Penelitian yang berkaitan dengan hal tersebut harus dilakukan dengan seksama dan seakurat mungkin. Menurut Pabundu Tika (2005) metode penelitian geografi dapat diartikan sebagai pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi dan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Metode ilmiah merupakan langkah-langkah yang dipakai untuk melakukan penelitian dan membuat pemecahan masalah.
Dalam praktik penelitian ilmiah, ada dua pendekatan untuk menjawab permasalahan penelitian yang timbul sebagai suatu fenomena yang harus dicari jawabannya, yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.
1.    Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan menggunakan alat indra tanpa mengacu pada satuan pengukuran baku. Data yang didapat dari penelitian kualitatif berupa deskripsi atau penjelasan mengenal suatu keadaan atau kejadian.

2.    Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan menggunakan alat ukur dan mengacu pada satuan pengukuran baku. Data yang didapat dari penelitian kuantitatif berupa angka atau jumlah.
            Melalui disiplin ilmu geografi, kita dapat melakukan penelitian geografi terhadap fenomena geosfer. Fenomena geosfer yang dimaksud adalah gejala-gejala yang berhubungan dengan litosfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Dalam menjelaskan hubungan timbal balik antarmanusia dengan alam, geografi menggunakan sudut pandang kewilayahan. Maksudnya geografi membahas suatu wilayah menurut kenyataan wilayah tersebut. Dalam geografi, wilayah dapat diartikan sebagai luas atau sempitnya suatu bagian. Telaah geografi dengan sudut pandang kewilayahan akan memberikan kejelasan tentang interaksi dan interdependensi (ketergantungan) antara manusia dengan alam dilingkungan hidupnya. Persamaan dan perbedaan antara gejala geosfer dipelajari dengan sudut pandang kewilayahan dan konteks keruangan, yaitu ruang tempat hidup manusia. Di dalam ruang tersebut terdapat hubungan saling ketergantungan antara manusia dengan lingkungan alam.

Gambar 1. Unsur-unsur geosfer serta hubungannya satu sama lainnya
Contoh fenomena litosfer yang dapat dikaji dalam penelitian yaitu fenomena gempa bumi, pergerakan lempeng tektonik, gunung api meletus, dan tanah longsor.

Gambar 2. Longsor di Banjarnegara tahun 2014
Contoh fenomena atmosfer yang dapat dikaji dalam penelitian yaitu awan, udara, dan perubahan unsur-unsur cuaca.


Gambar 3. Kecelakaan pesawat air asia tahun 2014
            Contoh fenomena hidrosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi, yaitu pasang surut, arus laut, pergerakan air tanah, aliran air permukaan, arus sungai, banjir, dan lain-lain.


Gambar 4. Banjir di Jakarta
            Contoh biosfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu persebaran dan habitat fauna di Indonesia, kasus pembantaian orang utan di Kalimantan, dan lain-lain.


Gambar 5. Pembantaian orang utan di Kalimantan
            Contoh antroposfer dalam bentuk fenomena dan gejala geografi yaitu kehidupan sosial manusia, aktivitas ekonomi, budaya, dan lain sebagainya.


Gambar 6. Pasar apung

B.   Pendekatan Analisis Studi Geografi
Bumi yang kita tempati ini memiliki suatu sistem yang kompleks, sehingga cara terbaik untuk mempelajarinya adalah dengan memahami setiap komponen-komponennya dengan berbagai pendekatan dalam geografi. Dalam geografi terpadu (integrated geography) untuk mendekati suatu masalah dalam geografi digunakan berbagai macam pendekatan (approach), yaitu pendekatan analisis keruangan (spatial analysis), analisis kelingkungan (ecological analysis), dan analisis kompleks wilayah (regional complex analysis). Pendekatan tersebut merupakan cirri khas dari ilmu geografi untuk menjelaskan berbagai fenomena geosfer yang ada di muka bumi ini.
1.    Pendekatan Keruangan (Spatial Analysis)
Pendekatan keruangan menekankan analisisnya pada variasi distribusi dan lokasi dari pada gejala-gejala atau kelompok gejala-gejala di permukaan bumi. Contohnya yaitu studi variasi kepadatan penduduk, studi variasi penggunaan lahan, dan studi variasi tentang kemiskinan di perdesaan (Suparmini, dkk). Dalam pendekatan keruangan yang harus diperhatikan adalah penyebaran penggunaan ruang dan penyediaan ruang yang akan digunakan untuk berbagai keperluan yang telah direncanakan.
      Contoh:
a.    Wilayah Indonesia merupakan kawasan yang rawan bencana alam seperti gempa bumi dan gunung meletus, hal ini dikarenakan wilayah Indonesia merupakan pertemuan tiga lempeng benua dan dua jalur pegunungan api dunia.
b.    Di Indonesia terdapat tiga zona wilayah persebaran fauna yang dipisahkan oleh garis Wallace dan garis Weber.
2.   Pendekatan Ekologi (Ecological Analysis)
Pendekatan ekologi adalah upaya dalam mengkaji fenomena geosfer khususnya terhadap interaksi antara organisme hidup dan lingkungannya. Pendekatan kelingkungan merupakan analisis berdasarkan interaksi manusia dengan lingkungannya yang menciptakan ekosistem. Pendekatan ini menekankan pada keterkaitan antara suatu fenomena geosfer dengan variabel lingkungan yang ada dan mengaitkan hubungan makhluk hidup dengan fenomena alam dan perilaku manusia.
Contoh:
a.    Penebangan hutan di wilayah puncak Cisarua, Bogor telah mengakibatkan bencana tanah longsor dan banjir yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa serta harta benda.
b.    Kebiasaan warga Jakarta membuang sampah di sungai, semakin membuat banjir di Jakarta semakin parah saat musim penghujan.

3.   Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional Complex Analysis)
Pendekatan kompleks wilayah mendasarkan pada kombinasi antara analisis keruangan dan analisis ekologi. Analisis ini menekankan pengertian ”areal differentiation” yaitu adanya perbedaan karakteristik tiap-tiap wilayah. Perbedaan ini mendorong suatu wilayah dapat berinteraksi dengan wilayah lain. Perkembangan wilayah yang saling berinteraksi terjadi karena terdapat permintaan dan penawaran.
Contoh analisis kompleks wilayah diterapkan dalam perancangan kawasan pemukiman. Langkah awal, dilakukan identifikasi wilayah potensial di luar Jawa yang memenuhi persyaratan minimum, seperti kesuburan tanah dan tingkat kemiringan lereng. Langkah kedua, identifikasi aksesibilitas wilayah. Dari hasil identifikasi ini dirumuskan rancangan untuk jangka panjang dan jangka pendek untuk pengembangan kawasan tersebut.

C.   Metode Penelitian Geografi
1.    Tujuan Penelitian Geografi
Tujuan penelitian geografi dapat dinyatakan sebagai berikut:
a.    Menerapkan hasil penelitian geografi bagi kepentingan pemecahan masalah sosial, khususnya di wilayah penelitian dan di seluruh wilayah yang mengalami masalah yang sama
b.    Menerapkan hasil penelitian geografi bagi kepentingan hidup manusia masa kini dan masa yang akan datang
c.    Menyumbangkan hasil penelitian geografi bagi perencanaan dan pengembangan kehidupan sifat studi geografi
d.    Menguji kebenaran hipotesis yang diajukan terhadap masalah yang diteliti
e.    Menyumbangkan konsep, teori, atau prinsip baru yang ditemukan pada penelitian bagi kepentingan pengembangan ilmu geografi
2.    Unsur- Unsur Pokok dalam Penelitian Geografi
Ada beberapa unsur pokok dalam penelitian ilmiah
a.    Perumusan masalah
Masalah  adalah hal yang mengandung persoalan, yang membutuhkan pemecahan. Masalah geografi sekurang-kurangnya menyangkut tiga persoalan pokok:
1)    Apa masalahnya/ what  (berkaitan dengan gejalanya)
2)    Di mana masalah terjadi/ where  (berkaitan dengan lokasi dan ruang )
3)    Mengapa masalah terjadi/ why (berkaitan dengan relasi, interelasi, dan interaksi gejala tersebut dengan gejala-gejala lain).
b.    Kajian teori dan pengajuan hipotesis
Setelah menemukan masalah langkah selanjutnya adalah menentukan jawaban sementara atau dugaan terhadap pertanyaan disebut hipotesis. Hipotesis adalah jawaban yang masih dangkal dan perlu diuji kebenarannya.
Untuk membuat hipotesis, kita harus bertolak dari geografi yang sudah ada. Ada beberapa syarat yang harus dimiliki oleh suatu hipotesis yang baik, yaitu :
1)  Dapat dipercaya dan masuk akal
2)  Merupakan ungkapan keteraturan pikiran
3)  Memberikan peluang untuk pengujian empiris
Hipotesis dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
1)    Hipotesis dalam bentuk pertanyaan
Contoh : apakah derajat pencemaran di daerah sumber jaya erat hubunganya dengan pertumbuhan industri di daerah tersebut?

2)    Hipotesis nol
Hipotesis nol bersifat netral atau tidak berpihak pada salah satu dominasi variabel yang menjadi pokok persoalan yang sedang kita teliti.
Contoh : Derajat pencemaran di daerah Sumber Jaya tidak ada hubunganya dengan pertumbuhan Industri di daerah yang bersangkutan.
3)    Hipotesis yang memberikan peluang jawaban ya, tidak, dan mungkin
a)    Pertumbuhan derajat pencemaran di daerah Sumber Jaya erat sekali hubunganya dengan pertumbuhan industri di daerah yang bersangkutan
b)    Pertumbuhan industri di daerah Sumber Jaya berkorelasi positif dengan derajat pencemaran di daerah yang bersangkutan
c)    Pertumbuhan industri di daerah  Sumber Jaya merupakan salah satu faktor peningkatan derajat pencemaran yang berada di daerah yang bersangkutan
d)    Tidak semua penelitian mencantumkan adanya hipotesis. Misalnya penelitian yang sifatnya sekedar mendeskripsikan tanpa maksud menguji.
c.    Pengumpulan data
Setelah masalah dirumuskan dan hipotesis diajukan atas dasar berpikir rasional, maka langkah berikutnya adalah melakukan kegiatan lapangan untuk mengumpulkan data guna menguji hipotesis.
d.    Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Sampel (contoh) adalah bagian dari populasi yang mewakili. Sebelum kita menentukan sampel kita harus menentukan populasinya terlebih dahulu. Untuk menentukan sampel dari suatu populasi kita harus memiliki pengetahuan tentang populasinya.
Jumlah sampel yang diambil lebih besar semakin baik karena mendekati kenyataan (populasi). Kondisi geografi suatu objek jarang sekali terdapat kesamaan, maka penarikan sampel banyak macamnya. Maka metode pengambilan sampel dari populasi terdapat berbagai macam:
1)    Sampel acak sederhana
2)    Sampel bertingkat atau gugus bertahap
3)    Sampel sistematik
4)    Sampel cluster atau gugus sederhana
5)    Sampel kuota
6)    Sampel sebanding (proportional sample)
7)    Sampel bertujuan (purposive sample)
8)    Sampel jenuh
3. Metode Penelitian Geografi
            Berdasarkan prinsip geografi, jelaslah bahwa pengetahuan geografi diperoleh melalui penelitian. Untuk melakukan penelitian diperlukan metode. Metode penelitian geografi berguna untuk mempelajari karakteristik bumi dan kegiatan manusia. Beberapa bentuk pelaksanaan metode penelitian geografi menurut Pabundu Tika sebagai berikut.
a.    Menetapkan dan Membatasi Objek atau Pokok Persoalan
Langkah menetapkan objek atau pokok persoalan dimaksudkan untuk memberi isi dan arah kegiatan penyelenggaraan kegiatan penelitian, serta menerapkan metodologi tertentu yang paling cocok untuk memecahkan masalah. Sedangkan pembatasan objek atau pokok persoalan dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan kesalahan penafsiran atau interpretasi atas objek atau persoalan yang akan diteliti.
b.    Mengajukan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah. Oleh karena itu, hipotesis dapat dipakai sebagai pegangan dalam menentukan arah penelitian.
c.    Mengumpulkan Data dan Informasi
Dalam penelitian, pengumpulan data dan informasi merupakan suatu kegiatan lapangan untuk mendukung pokok persoalan dan hipotesis yang diajukan. Dalam melakukan suatu penelitian terhadap suatu objek tertentu, tidak semua data perlu dikumpulkan, akan tetapi data yang dibutuhkan sudah diformulasikan dan diprogramkan terlebih dahulu sehingga dapat dikumpulkan suatu data secara efisien dan efektif.
d.    Mengolah Data dan Menguji Hipotesis
Mengolah data berarti mengidentifikasi, menyeleksi, mengatur, dan menafsirkan data yang benar-benar bermanfaat bagi suatu penelitian. Pengolahan data juga erat kaitannya dengan pengujian hipotesis. Dari data yang telah diolah, peneliti dapat menguji sehingga bisa berkesimpulan, bahwa suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak.
e.    Mengambil kesimpulan
Setelah data diolah dan diuji, langkah selanjutnya adalah menarik suatu kesimpulan. Kesimpulan dapat bersifat umum dan dapat pula bersifat khusus (spesifik).
f.     Melaporkan Hasil
Melaporkan hasil merupakan produk akhir suatu penelitian. Para peneliti wajib membuat suatu laporan apabila penelitian sudah selesai dilakukan. Secara singkat terdapat pemimpin.
D.   Teknik Pengumpulan Data Geografi
Data dapat digolongkan berdasarkan sifat dan sumbernya. Berikut ini merupakan penggolongan data.
1.    Berdasarkan sifatnya
Berdasarkan sifatnya, data dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.
a.    Data kuantitatif, yaitu data yang bersifat angka. Data ini biasa berupa angka-angka seperti 1, 2, 3, dan seterusnya.
b.    Data kualitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat maupun uraian. Misalnya peneliti ingin mengetahui asal-usul tenaga kerja industri di Medan dengan memberikan pilihan jawaban.
1)    Berasal dari Kota Medan
2)    Berasal dari desa sekitar Kota Medan
3)    Berasal dari luar Kota Medan
4)    Berasal dari luar Sumatera
2.    Berdasarkan sumbernya
Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua sebagai berikut.
a.    Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti.
b.    Data sekunder, yaitu data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi di luar diri peneliti sendiri walaupun yang dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data asli. Data sekunder dapat diperoleh dari instansi-instansi maupun perpustakaan.
Cara dan teknik pengumpulan data dalam penelitian dapat dilakukan dengan berbagai cara. Berikut ini merupakan cara dan teknik pengumpulan data.
1.    Data primer
a.    Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi terbagi menjadi dua sebagai berikut.
1)    Observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan terhadap objek di tempat terjadi atau berlangsungnya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang diteliti.
2)    Observasi tidak langsung, yaitu pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya peristiwa yang akan diselidiki atau objek yang diteliti. Contohnya adalah pengamatan yang dilakukan melalui citra dari foto udara atau satelit, dan slide.
b.    Wawancara
Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian. Pada umumnya dua orang atau lebih hadir secara fisik dalam proses tanya jawab.
c.    Angket
Angket adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden.
d.    Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, film dokumenter, dan data lain yang relevan.
e.    Rating Scale (Skala Bertingkat)
Rating scale adalah teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang berisi skala bertingkat yang harus dipilih dengan cara melingkari atau member tanda silang. Pada rating scale, data mentah yang didapat dapat berupa angka kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif.
2.    Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti tidak secara langsung dari subjek/ objek yang diteliti akan tetapi melalui pihak lain seperti instansi-instansi/ lembaga-lembaga yang terkait, perpustakaan, arsip perorangan, peta, dan sebagainya.

E.    Teknik Analisis Data Geografi
Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda dan mengkategorikannya sehingga diperoleh suatu temuan berdasar fokus atau masalah yang ingin dijawab. Dalam geografi ada dua cara untuk menganalisis data yaitu sebagai berikut.
1.    Pengelompokan, pengolahan, dan penyajian data dengan statistik
Data yang telah terkumpul, baik melalui observasi, wawancara maupun komunikasi tidak langsung, perlu dikelompokkan untuk memudahkan dalam pengolahan data. Dalam mengelompokkan data, perlu dibedakan antara data kualitatif, data kuantitatif, data pribadi, data primer, data sekunder, data tertulis, data lisan, data relevan yang selanjutnya diolah dengan menggunakan statistik.
2.    Pengelompokan, pengolahan, dan penyajian data dengan deduktif
Pemecahan masalah secara deduktif didasarkan pada berpikir rasional melalui telaah kepustakaan, data tabel, dan grafik yang ada. Kemudian, menerjemahkan isi dan maksud uraian dalam buku, tabel, dan grafik tersebut.

F.    Publikasi Hasil Penelitian Geografi
Secara lengkap susunan (format) dalam menyajikan karya tulis adalah sebagai  berikut:
1.    BAGIAN PEMBUKAAN
Bagian pembukaan meliputi:
Judul Karya Tulis/ Penelitian
Halaman Pengesahan (Kepala Sekolah)
Halaman Persetujuan (Guru Pembimbing)
Halaman Persembahan dan Motto (Apabila Perlu)
Kata Pengantar
Abstrak
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
2.    BAGIAN ISI
Bagian isi meliputi:
BAB I : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
B.    Rumusan Permasalahan
C.   Tujuan Penelitian
D.   Manfaat Penelitian
BAB II : LANDASAN TEORI
A.    Telaah Pustaka
B.    Landasan Teoritik
C.   Hipotesis
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A.    Identifikasi Variabel
B.    Populasi dan Penentuan Sampel Penelitian
C.   Metode Pengumpulan Data
D.   Model Analisis dan Teknik Analisis (apabila menggunakan statistik)
BAB IV : ANALISIS DATA
A.    Latar Belakang Objek Penelitian
B.    Analisis Data
3.    BAGIAN PENUTUP
Bagian penutup meliputi:
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN
A.    Kesimpulan
B.    Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Setelah eksperimen selesai dilakukan, langkah terakhir adalah mempublikasikan hasil. Mempublikasikan hasil adalah menginformasikan kepada orang lain hasil dari eksperimen  yang telah dilakukan agar orang lain mengetahui atau dapat mengujicobakan kembali. Mempublikasikan hasil penelitian dapat dilakukan dengan menyusun laporan hasil penelitian dan menerbitkan jurnal penelitian. Publikasi ini bisa juga dilakukan dalam bentuk seminar, penerbitan, dan jenis lain yang memungkinkan hasil-hasil penelitian itu dapat disosialisasikan secara terbuka kepada publik, baik dalam skala nasional, regional, maupun lokal.
Publikasi ilmiah adalah sistem publikasi yang dilakukan berdasarkan peer review dalam rangka untuk mencapai tingkat objektivitas setinggi mungkin. Sistem ini, bervariasi tergantung bidang masing-masing, dan selalu berubah, meskipun seringkali secara perlahan. Sebagian besar karya akademis diterbitkan dalam jurnal ilmiah atau dalam bentuk buku. 


Comments