BAB 4. DINAMIKA PLANET BUMI


BAB 3. DINAMIKA PLANET BUMI

A.   Tata Surya
1.    Teori-teori Pembentukan Tata Surya
a.    Teori Nebula oleh Kant-Laplace
Menurut teori ini, Matahari dan planet-planet lainnya masih berbentuk gas, kabut yang begitu pekat dan besar. Kabut tersebut berputar dan berpilin dengan kuat, pemadatan terjadi di pusat lingkaran yang kemudian membentuk Matahari. Pada saat yang sama materi lain pun terbentuk menjadi massa yang lebih kecil daripada Matahari yang disebut planet, bergerak mengelilingi Matahari. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan gerakan secara teratur mengelilingi Matahari dalam satu orbit yang tetap dan membentuk susunan keluarga Matahari.
b.    Teori Planetisimal oleh Moulton dan Chamberlin
Menurut Moulton dan Chamberlin, pada mulanya Matahari kita sudah ada. Suatu ketika ada sebuah Bintang yang berpapasan melintas di dekat Matahari kita. Saat berdekatan, antara Matahari dan Bintang terjadi aksi tarik-menarik. Hal ini berakibat lepasnya sebagian massa Matahari yang berhamburan terlepas di antariksa. Peristiwa inilah yang disebut planetisimal yang kemudian menjadi planet-planet yang beredar pada bidang orbitnya.
c.    Teori Pasang Surut oleh James Jeans dan Jeffreys
Menurut James Jeans dan Jeffreys, Matahari sebagai Bintang sudah ada sebelumnya. Sebuah Bintang melintas dengan posisi sangat dekat dengan Matahari. Kemudian terjadi tarik-menarik antara Matahari dengan Bintang sehingga berakibat pada terlepasnya partikel-partikel Matahari yang membentuk pola cerutu. Bintang yang semakin menjauh, massa cerutu itu terputus-putus dan membentuk gumpalan gas di sekitar Matahari. Gumpalan-gumpalan itulah yang kemudian membentuk planet-planet.
d.  Teori Awan Debu oleh Von Weizsaecher
G.F Kuiper mengemukakan bahwa Matahari dan semua planet terbentuk dari satu buah kabut yang melayang-layang bebas di angkasa, kemudian menyatu, menggumpal, dan memadat. Gumpalan-gumpalan tersebut di dalamnya terjadi penyatuan energi dan reaksi termonuklir yang akhirnya menjadi tenaga untuk bergerak. Gerakan tersebut seakan-akan mengelilingi satu sumber. Pada akhirnya bentuk semakin pepat pada tengahnya, dan terjadi konsentrasi kabut di bagian lain. Konsentrasi gas yang memusat di bagian tengah, menjadi Bintang baru (Matahari kita). Konsentrasi gas yang bertebaran di sekelilingnya menjadi calon planet yang masih berwujud gumpalan-gumpalan gas. Matahari akhirnya bersinar dengan api nuklirnya sehingga menghilangkan gas dan menyelubungi protoplanet.

Gambar Sistem Tata Surya
2.    Benda-benda yang Ada di Tata Surya
a.    Meteor
Meteor adalah benda angkasa yang meluncur di angkasa luar, masuk ke dalam atmosfer dan menyala karena gesekan dengan udara. Meteor yang mencapai permukaan Bumi dalam keadaan utuh disebut meteorit.
b.    Komet
Komet adalah benda angkasa yang beredar mengelilingi Matahari, bercahaya seperti Bintang, bagian tengahnya bercahaya terang, dan berekor panjang yang menyerupai kabut. Ekor komet sangat panjang, dan arahnya selalu menjauhi Matahari. Waktu beredar komet berbeda-beda, ada yang tampak setiap lima tahun sekali, ada juga setiap 76 tahun sekali.
c.    Asteroid
Asteroid adalah benda langit kecil, beredar pada orbitnya. Asteroid yang terbesar dalah Ceres. Tiap-tiap asteroid memiliki orbit yang berbeda.
d.    Planet
Planet adalah benda langit yang gelap, dan tidak mempunyai cahaya sendiri. Planet beredar mengelilingi Matahari. Ciri-ciri planet:
1)    Planet tidak mempunyai cahaya sendiri.
2)    Planet-planet beredar mengelilingi Matahari dengan arah yang sama.
3)    Lintasan planet-planet berupa bidang yang berbentuk elips.
Planet-planet di tata surya kita:
1)    Merkurius
2)    Venus
3)    Bumi
4)    Mars
5)    Jupiter
6)    Saturnus
7)    Uranus
8)    Neptunus
e.    Satelit
Satelit adalah benda langit yang mengelilingi suatu planet, meski tidak semua planet memiliki satelit.
f.     Bulan
Bulan adalah satelit alami Bumi. Permukaan bulan bergunung-gunung dan relief kasar penuh kawah atau kepundan.
3.    Matahari
a.    Jarak dan ukuran Matahari
Jarak antara Matahari ke Bumi disebut 1 satuan astronomi atau 1 SA atau 1 AU (astronomic unit). Jarak Bumi ke Matahari sekitar 147,5 juta km. Diameter Matahari kira-kira 1,4 juta km lebih dari 100 kali diameter Bumi.
b.    Suhu dan warna Matahari
Suhu di pusat Matahari 14 juta derajat Celcius atau lebih. Sedangkan di permukaan Matahari jauh lebih dingin, yaitu antara 5.000 derajat dan 6.000 derajat Celcius. Di pagi atau sore hari sinar Matahari terlihat kemerah-merahan, di siang hari Matahari berwarna putih kekuning-kuningan, hal ini dikarenakan suhu saat siang semakin tinggi.
c.    Energi Matahari
Energi pancaran Matahari yang sampai ke Bumi membuat kita merasa hangat dan kadang panas. Proses pembentukan energi melalui reaksi inti hydrogen helium sintetis.
d.    Susunan Matahari
Matahari terdiri atas empat lapisan, yaitu:
1)    Inti Matahari
2)    Fotosfer yang berupa bintik-bintik (granulasi Matahari).
Pada permukaan fotosfer sering terlihat lubang-lubang atau bintik-bintik yang disebut noda Matahari (sun spot).
3)    Kromosfer merupakan lapisan gas yang sangat panas yang menyelubungi Matahari.
4)    Korona merupakan lapisan gas yang renggang di sekeliling Matahari di luar kromosfer dan berwarna putih berkilau.

B.   Gerak Rotasi, Revolusi, Presesi Bumi
1.    Rotasi Bumi
Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada porosnya. Satu putaran memerlukan waktu 23 jam 56 menit (dibulatkan 24 jam). Rotasi Bumi terjadi dari barat ke timur dengan kecepatan rotasi yang tidak sama, di equator bergerak dngan cepat namun semakin ke kutub semakin lambat. Rotasi Bumi menyebabkan:
a.    Pergantian siang dan malam
b.    Peredaran semu benda-benda langit
c.    Perbedaan waktu
d.    Bentuk Bumi agak tumpul (pepat Bumi)
e.    Penyimpangan arah angin.
2.    Revolusi Bumi
Revolusi Bumi adalah peredaran Bumi mengelilingi Matahari yang memerlukan waktu selama satu tahun (365 1/4 hari). Sesuai dengan Hukum Kepler, lintasan peredaran Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips dan bidang lintasannya dinamakan ekliptika. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa Bumi melakukan revolusi dengan kecepatan cahaya dan paralaks bintang. Gejala alam akibat revolusi:
a.    Pergantian musim
b.    Peredaran semu tahunan Matahari
c.    Paralaks bintang
d.    Perbedaan panjang siang dan malam.
3.    Presesi Bumi
Presesi menyatakan gerak poros putar Bumi (KU-KS) tidak selalu mengarah ketitik yang sama di langit, melainkan seperti gasing. Pergerakan presesi ini sangatlah lambat. Periode satu kali putaran penuh 26.000 tahun lamanya.

C.   Struktur Bumi
1.    Sejarah Terbentuknya Bumi
Awal sejarah terbentuknya Bumi, beberapa lapisan utama memisah di dalam planet. Panas yang dihasilkan oleh tumbuhan-tumbuhan planetoid membuat seluruh planet tetap panas dan meleleh. Logam-logam yang lebih berat seperti nikel dan besi tenggelam ke pusat dan membentuk inti berupa logam. Sewaktu planet mendingin, magma yang mengelilingi inti mulai berpindah; dan suatu kerak tipis terbentuk pada permukaannya.
Proses urutan kelahiran Bumi menurut Rittmann adalah :
a.    Bumi mulai terbentuk ketika butir-butir debu dalam cakram awan di sekitar Matahari saling melekat. Partikel-partikel ini menggumpal menjadi badan yang lebih besar, kemudian saling bertubrukan dan membentuk benda-benda berukuran planet.
b.    Sisa-sisa dari awan asli berjatuhan. Energi dari bahan yang jatuh ini bersama dengan pemanasan yang terjadi akibat pelapukan radioaktif menyebabkan melelehnya Bumi.
c.    Akibat pelelehan ini, bahan-bahan yang mampat terutama besi tenggelam ke pusat planet dan menjadi intinya. Seluruh permukaan Bumi tertutup oleh lapukan batuan yang meleleh. Bahan-bahan yang lebih ringan beralih keluar dan membentuk suatu atmosfer purba.
d.    Akibat aliran cepat dari partikel-partikel bermuatan dari Matahari menyapu bersih sisa awan-awan asli dari tata surya sehingga benturannya ke Bumi berkurang. Planet itu mendingin dan uap air membentuk awan tebal di atmosfer.
e.    Awan pun mendingin, uap airnya mengembun, dan hujan deras membanjiri Bumi. Hujan deras itu mendinginkan bebatuan di permukaan Bumi.
f.     Limpahan air dari badai itu menyatu di tempat yang rendah sehingga terjadi awan. Karbondioksida dari udara mulai larut dalam genangan air sehingga planet ini makin menjadi dingin.
g.    Kira-kira 2,5 miliar tahun yang lalu, sebuah Bumi yang biru telah muncul. Awan menghilang dan Matahari menyinari dunia yang sangat mirip dengan dunia kita sekarang.
2.    Struktur Perlapisan Bumi
a.    Kerak Bumi
Kerak Bumi merupakan lapisan kulit Bumi paling luar (permukaan Bumi). Kerak Bumi terdiri dari dua jenis, yaitu kerak benua dan kerak samudra. Lapisan kerak Bumi tebalnya mencapai 70 km dan tersusun atas batuan-batuan basa dan masam. Namun, tebal lapisan ini berbeda antara di darat dan di dasar laut. Di darat tebal lapisan kerak Bumi mencapai 20-70 km, sedangkan di dasar laut mencapai sekitar 10-12 km. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak Bumi mencapai 1.100°C.
Kerak Bumi merupakan bagian terluar lapisan Bumi dan memiliki ketebalan 5-80 km. Kerak dengan mantel dibatasi oleh Mohorovivic Discontinuity. Kerak Bumi dominan tersusun oleh feldsfar dan mineral silikat lainnya. Kerak Bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :
1)    Kerak samudra, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yang disebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar antara 5-15 km (Condie, 1982) dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut lapisan basaltis karena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.
2)    Kerak benua, tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, oleh karenanya disebut sial. Ketebalan kerak benua berkisar antara 30-80 km (Condie 1982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85 gm/cc. Kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri dari batuan yang berkomposisi granit.
Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua biasanya lebih tua dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 juta tahun atau Jura. Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yang tertua yaitu sekitar 3800 juta tahun.
b.    Mantel bagian atas
Selimut atau selubung Bumi merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak Bumi. Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam Bumi.Selimut. Bumi tebalnya mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan yang padat yang mengandung silikat dan magnesium. Suhu di bagian bawah selimut mencapai 3.000 °C, tetapi tekananannya belum mempengaruhi kepadatan batuan.
Inti Bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel Bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki kedalaman sampai 2900 km.
Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi asthenosfer.
Selimut Bumi dibagi menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer.
1)    Litosfer merupakan lapisan terluar dari selimut Bumi dan tersusun atas materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai 50-100 km. Bersama-sama dengan kerak Bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer. Litosfer tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium dan aluminium) serta lapisan sima (silisium dan magnesium).
a)    Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan alumunium. Senyawa dari kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3. Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan sedimen, granit, andesit, dan metamorf.
b)    Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium dan magnesium. Senyawa dari kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO. Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan dengan berat jenis lapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
2)    Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisan yang tebalnya 100-400 km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magma induk).
3)    Mesosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan astenosfer. Lapisan ini tebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa dan besi.
c.    Inti Bumi
Inti Bumi merupakan lapisan paling dalam dari struktur Bumi. Lapisan inti dibedakan menjadi dua, yaitu lapisan inti luar (outer core) dan inti dalam (inner core).
1)    Inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 °C.
2)    Inti dalam merupakan pusat Bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi (NiFe) yang suhunya mencapai 4500 derajat celcius.
3.    Dinamika Litosfer
Litosfer terpecah menjadi sekitar 12 lempeng. Dinamakan lempeng karena bagian litosfer itu mempunyai ukuran yang besar di kedua dimensi horizontal dan berukuran kecil pada arah vertical. Lempeng tersebut bergerak dengan arah mendatar.
Akibat pergeseran yang tidak sama, terjadi tiga jenis batas antara lempeng-lempeng tersebut, yakni:
a.    Dua lempeng saling menjauh (Divergen-plate Boundaries)
b.    Dua lempeng saling menumbuk (Subductions)
c.    Dua lempeng saling berpapasan atau pergeseran mendatar (Transform Fault)
4.    Persebaran Gunung Api dan Gempa
Gunung api sebagian besar terdapat di daratan, yaitu sekitar 83%, sedangkan sisanya tersebar sebagai gunungapi bawah laut atau dinamakan sub marine volcano. Penyebarannya mengikuti jalur-jalur memanjang, yang diduga ada kaitannya dengan rekahan-rekahan kulit Bumi.
Jalur I merupakan jalur gunung api yang mengikuti jalur pegunungan lipatan di sepanjang pinggiran Pasifik, terus menyambung melalui Pegunungan Andes, Amerika Tengah, Meksiko, Amerika Bagian Barat, dan Kanada, Alaska, Asia, Kamchatka, Jepang, Filipina, Indonesia Timur, Kepulauan Melanesia, dan Selandia Baru. Di sebelah barat, di sepanjang pinggiran benua Asia dan Afrika, deretan gunung apinya mengikuti rangkaian kepulauan dan sisanya membusur ke samudera. Batas antara rangkaian pulau-pulau tersebut dan Samudra Pasifik masing-masing mempunyai sifat dan keadaan geologi mulai dari sebelah timur pulau-pulau Bouier dan Mariana di utara Irian (Papua), melewati Kepulauan Solomon dan berakhir di Kepulauan Tonga dan Karnadek.
Jalur II merupakan daerah gunung api yang tak sempurna mengikuti jalur pegunungan lipatan muda. Mulai laut tengah hingga ke Asia Kecil dan Kepulauan Indonesia. Jalur ini di bagian timur Asia dipotong oleh deretan pegunungan tinggi Asia. Gunung api bawah laut pada jalur ini ditemukan di beberapa tempat, antara lain di Laut Tengah, yaitu antara Sisilia dan Tunisia, di daerah Kepulauan Lipari dekat pesisir Arakan dan di Indonesia.
Aktivitas gunung api merupakan sebab utama adanya sebaran panas Bumi, terutama hidrotermal. Batuan pemanas dari aktivitas vulkanisme akan berfungsi sebagai sumber pemanasan air. Panas yang ditimbulkan oleh pergerakan sesar aktif kadang-kadang berfungsi pula sebagai sumber panas. Seperti sumber-sumber mata air panas di daerah sekitar gunung api di sepanjang jalur sesar aktif Palu – Koro, di Sulawesi.

D.   Kala Geologi Dan Sejarah Kehidupan
1.    Kala Geologi
Pada dasarnya, Bumi secara konstan berubah dan tidak ada satupun yang terdapat di atas permukaan Bumi yang benar-benar bersifat permanen. Bebatuan yang berada di atas bukit mungkin dahulunya berasal dari bawah laut. Oleh karena itu untuk mempelajari Bumi, maka dimensi “waktu” menjadi sangat penting. Dengan demikian, mempelajari sejarah Bumi juga menjadi hal yang sangat penting pula. Ketika kita berbicara tentang catatan sejarah manusia, maka biasanya ukuran waktunya dihitung dalam tahun, abad atau bahkan puluhan abad. Akan tetapi, apabila kita berbicara tentang sejarah Bumi, maka ukuran waktu dihitung dalam jutaan tahun atau milyaran tahun.
Waktu merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Catatan waktu biasanya disimpan dalam suatu penanggalan (kalender) yang pengukurannya didasarkan atas peredaran Bumi di alam semesta. Sekali Bumi berputar pada sumbunya (satu kali rotasi) dikenal dengan satu hari, dan setiap sekali Bumi mengelilingi Matahari dikenal dengan satu tahun. Sama halnya dengan perhitungan waktu dalam kehidupan manusia, maka dalam mempelajari sejarah Bumi juga dipakai suatu jenis penanggalan, yang dikenal dengan nama “Skala Waktu Geologi”.
Terdapat dua skala waktu yang dipakai untuk mengukur dan menentukan umur Bumi. Pertama, adalah Skala Waktu Relatif, yaitu skala waktu yang ditentukan berdasarkan urutan perlapisan batuan-batuan, serta evolusi kehidupan organisme dimasa yang lalu. Kedua adalah Skala Waktu Absolut (Radiometrik), yaitu suatu skala waktu geologi yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-unsur kimia yang terkandung dalam bebatuan. Skala Relatif terbentuk atas dasar peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam perkembangan ilmu geologi itu sendiri, sedangkan Skala Absolut (Radiometrik) berkembang belakangan dan berasal dari ilmu pengetahuan fisika yang diterapkan untuk menjawab permasalahan permasalahan yang timbul dalam bidang geologi.

Sejarah Perkembangan Bumi berdasarkan Skala Waktu Geologi Relatif
A.   Zaman Prakambrium
1.    Era / Masa Arkeozoikum (4,5 – 2,5 milyar tahun lalu)
Arkeozoikum (Arkean) merupakan masa awal pembentukan batuan kerak Bumi yang kemudian berkembang menjadi protokontinen. Masa ini merupakan awal terbentuknya Indrosfer dan Atmosfer, serta awal muncul kehidupan primitif  di dalam samudera yang berupa mikro-organisme (bakteri dan ganggang).
2.    Era / Masa Proterozoikum (2,5 milyar – 550 juta tahun lalu)
Proterozoikum artinya Masa Kehidupan Awal. Pada masa ini, kehidupan mulai berkembang dari organisme bersel tunggal menjadi organisme bersel banyak ( enkaryotes dan prokaryotes ). Enkaryotes ini yang nantinya akan menjadi tumbuhan dan Prokaryotes nantinya akan menjadi binatang.
Menjelang akhir masa ini, organisme menjadi lebih kompleks. Jenis invertebrata bertubuh lunak seperti ubur-ubur, cacing dan koral mulai muncul di laut-laut dangkal, yang bukti-buktinya dijumpai sebagai fosil sejati pertama. Masa Arkeozoikum dan Proterozoikum bersama-sama dikenal sebagai zaman Pra-Kambrium.

B.   Zaman Paleozoikum (590 - 250 Juta Tahun Lalu)
Di masa inilah kehidupan-kehidupan yang beragam mulai terbentuk.Masa ini pun terbagi menjadi tujuh sub zaman, yaitu :
1.    Zaman Kambrium (590-500 juta tahun lalu)
Kambrium berasal dari kata “Cambria”, nama latin untuk daerah Wales di Inggris, dimana batuan berumur kambrium pertama kali dipelajari. Banyak hewan invertebrata mulai muncul pada zaman Kambrium. Hampir seluruh kehidupan berada di lautan. 
Hewan zaman ini mempunyai kerangka luar dan cangkang sebagai pelindung. Fosil yang umum dijumpai dan penyebarannya luas adalah: Alga, Cacing, Koral, Moluska, Ekinodermata, Brakiopoda dan Artropoda (Trilobit). Sebuah daratan yang disebut Gondwana (Pangea) merupakan cikal bakal benua Antartika, Afrika, India, Australia, sebagian Asia dan Amerika Selatan. Sedangkan Eropa, Amerika Utara, dan Tanah Hijau (Greenland) masih berupa benua-benua kecil yang terpisah.
2.    Zaman Ordovisium (500 – 440 juta tahun lalu)
Zaman Ordovisium dicirikan oleh munculnya ikan tanpa rahang (hewan bertulang belakang paling tua) dan beberapa hewan bertulang belakang yang muncul pertama kali seperti Tetrakoral, Graptolit, Ekinoid (Landak Laut), Asteroid (Bintang Laut), Krinoid (Lili Laut) dan Bryozona. Koral dan Alga berkembang membentuk karang, dimana Trilobit dan Brakiopoda mulai mencari mangsa.
3.    Zaman Silur (440 – 410 juta tahun lalu)
Zaman Silur merupakan waktu peralihan kehidupan dari air ke darat.Tumbuhan darat mulai muncul pertama kalinya termasuk Pteridofita (tumbuhan paku). Sedangkan Kalajengking raksasa (Eurypterid) hidup berburu di dalam laut. Ikan berahang mulai muncul pada zaman ini dan banyak ikan mempunyai perisai tulang sebagai pelindung.Selama zaman Silur, deretan pegunungan mulai terbentuk melintasi Skandinavia, Skotlandia dan pantai Amerika Utara.
4.    Zaman Devon (410-360 juta tahun lalu)
Zaman Devon merupakan zaman perkembangan besar-besaran jenis ikan dan tumbuhan darat. Ikan berahang dan ikan hiu semakin aktif sebagai pemangsa di dalam lautan. Hewan Amfibi berkembang dan beranjak menuju daratan. Tumbuhan darat semakin umum dan muncul serangga untuk pertama kalinya.
5.    Zaman Karbon (360 – 290 juta tahun lalu)
Reptilia muncul pertama kalinya dan dapat meletakkan telurnya di luar air. Serangga raksasa muncul dan amfibi meningkat dalam jumlahnya. Pohon pertama muncul, jamur klab, tumbuhan ferm dan paku ekor kuda tumbuh di rawa-rawa. Pada zaman ini, benua-benua di muka Bumi menyatu membentuk satu masa daratan yang disebut Pangea, dan mengalami perubahan lingkungan untuk berbagai bentuk kehidupan.
6.    Zaman Perm (290 - 250 juta tahun lalu)
Perm adalah nama sebuah propinsi tua di dekat Pegunungan Ural, Rusia. Pada Zaman ini, jumlah reptilia meningkat dan serangga modern muncul.Begitu juga tumbuhan konifer dan grikgo primitif. Hewan Amfibi menjadi kurang begitu berperan. Zaman Perm diakhiri dengan kepunahan hewan laut pertama dalam skala besar, seperti Tribolit, dan Koral.

C.   Era / Masa Mesozoikum (250 - 65 juta tahun lalu)
Masa inilah yang disebut masa pertengahan. Masa Mesozoikum terbagi atas tiga sub zaman, yaitu:
1.    Zaman Trias (250-210 juta tahun lalu)
Dinosaurus dan reptilia laut berukuran besar mulai muncul pertama kalinya selama zaman ini. Reptilia yang menyerupai mamalia pemakan daging yang disebut Cynodont mulai berkembang. Mamalia pertama pun mulai muncul pada zaman ini.
2.    Zaman Jura (210-140 juta tahun lalu)
Pada zaman ini Reptilia meningkat jumlahnya. Dinosaurus (Reptil Raksasa) menguasai daratan. Ichtiyosaurus berburu di dalam lautan dan Pterosaurus merajai angkasa. Banyak dinosaurus tumbuh dalam ukuran yang luar biasa. Burung sejati pertama (Archeopterya) berevolusi dan banyak jenis buaya berkembang.
3.    Zaman Kapur (140-65 juta tahun lalu)
Banyak Dinosaurus raksasa dan Reptilia terbang hidup pada zaman ini. Pada akhir zaman ini Dinosaurus, Ichtiyosaurus, Pterosaurus, Plesiosaurus, serta berbagai macam Dinosaurus lainnya punah, akibat adanya Seleksi Alam, atau yang lebih dikenal dengan "Hujan Meteor". Zaman ini adalah zaman akhir dari kehidupan para reptilia raksasa.

D.   Era / Masa Kenozoikum (65 juta tahun lalu - sekarang)
Masa Kenozoikum berarti Masa Kehidupan Baru.Inilah masa yang terus berlanjut hingga sekarang.Masa ini dibagi kedalam dua sub zaman, yaitu:
1.    Zaman Tersier (65 – 1,7 juta tahun lalu)
Pada zaman Tersier terjadi perkembangan jenis kehidupan seperti berevolusinya berbagai macam mamalia.Sedangkan fauna laut sepert ikan, Moluska dan Echinodermata sangat mirip dengan fauna laut yang hidup sekarang. Tumbuhan berbunga pada zaman Tersier terus berevolusi menghasilkan banyak variasi tumbuhan, seperti semak belukar, tumbuhan merambat dan rumput. Pada zaman Tersier – Kuarter, pemunculan dan kepunahan hewan dan tumbuhan (Seleksi Alam dan Evolusi) saling berganti seiring dengan perubahan cuaca secara global.

2.    K. Zaman Kuarter (1,7 juta tahun lalu – sekarang)
Zaman Kuarter terdiri dari kala Plistosen dan Kala Holosen. Kala Plistosen mulai sekitar 1,7 juta tahun yang lalu dan berakhir pada 10.000 tahun yang lalu. Kemudian diikuti oleh Kala Holosen yang berlangsung sampai sekarang. Pada Kala Plistosen terjadi lima kali zaman es (zaman glasial). Manusia purba jawa (Homo erectus) muncul pada Kala Plistosen. Manusia Modern yang mempunyai peradaban baru muncul pada Kala Holosen. Flora dan fauna yang hidup pada Kala Plistosen sangat mirip dengan flora dan fauna yang hidup sekarang.


E.    Kelayakan Planet Bumi untuk Kehidupan
Bumi merupakan planet di galaksi Bima Sakti yang memiliki kehidupan. Walaupun usaha mencari kehidupan di planet-planet lain terus dilakukan secara massif. Berikut adalah keistimewaan Bumi terhadap planet lain:
1.    Jarak Bumi dengan Matahari tidak terlalu dekat maupun tidak terlalu jauh. Akibatnya, udara di Bumi tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin.
2.    Bumi memiliki sumber air yang tersebar di seluruh permukaan Bumi (sungai, danau dan lautan).
3.    Bumi memiliki atmosfer sehingga terjadi awan dan hujan.
4.    Atmosfer Bumi mengakibatkan perbedaan suhu antara siang dan malam tidak terlalu jauh (seperti di bulan).
5.    Atmosfer Bumi mengandung oksigen sehingga terdapat kehidupan seperti sekarang.
6.    Atmosfer Bumi melindungi kehidupan dari kerusakan karena sinar dan partikel dari Matahari yang dapat merusak Bumi.
7.    Medan magnet Bumi dapat menagkap partikel yang merusak dari Matahari dan angkas luar sehingga terkumpul dalam zona sabuk Van Allen. Partikel yang lolos atau tidak tertangkap oleh sabuk van allenakan membentuk gemerlap cahaya di daerah kutub yang dinamakan sinar kutub Aurora.
8.    Bumi melakukan rotasi ketika mengorbit Matahari. Kecepatan rotasi Bumi sekitar 1.600 km/jam pada khatulistiwa sehingga manusia tidak merasakan pusing dan tidak meraskan putaran. Hal ini disebabkan pengaruh gravitasi Bumi sehingga semua benda di Bumi tetap berada di tempatnya masing-masing.

Keseimbangan yang memungkinkan kehidupan di muka Bumi.
Faktor penunjang kehidupan di Bumi yang disimpulkan oleh ahli astronomi adalah sebagai berikut:
1.    Gravitasi
Gravitasi berpengaruh pada komponen udara di atmosfer. Apabila gravitasi lebih kuat, atmosfer akan menahan terlalu banyak ammonia dan metana. Sedangkan bila gravitasi lebih rendah maka  atmosfer akan banyak kehilangan air.
2.    Jarak dengan bintang induk (Matahari)
Jarak Bumi terhadap Matahari akan mempengaruhi suhu planet itu sendiri. Apabila jarak Bumi terlalu dekat dengan Matahari maka suhu Bumi terlalu panas untuk penunjang kehidupan. Sedangkan bila jarak Bumi terlalu jauh, suhu Bumi juga akan semakin dingin. Hal ini juga akan memperngaruhi kelangsungan kehidupan.
3.    Ketebalan kerak Bumi
Kerak Bumi yang terlalu tebal akan mengakibatkan oksigen terlalu besar terserap. Sedangkan bila telalu tipis akan mengakibatkan aktivitas tektonik dan vulkanis terlalu besar.
4.    Periode rotasi
Periode rotasi yang panjang akan mengakibatkan perbedaan suhu antara siang dan malam terlalu besar. Sedangkan bila periode rotasi lebih cepat akan mengakibatkan kecepatan pada atmosfer terlalu tinggi.
5.    Interaksi gravitasi dengan Bulan
Interaksi gravitasi dengan bulan jika lebih besar makan akan mengakibatkan efek pasang surut air laut, atmosfer dan periode rotasi bersifat merusak. Apabila lebih kecil perubahan tidak langsung pada orbit menyebabkan ketidakstabilan pada iklim.
6.    Medan magnet
Medan magnet yang terlalu besar akan mengakibatkan badai elektromagnetik yang terlalu merusak dan apabila terlalu lemah Bumi kurang perlindungan dari radiasi bintang yang membahayakan.
7.    Albedo (perbandingan antar cahaya yang dipantulkan dengan yang diterima pada permukaan)
Albedo yang terlalu besar akan mengakibatkan zaman es yang tak terkendali akan terjadi dan apabila lebih kecil efek rumah kaca yang tak terkendali akan terjadi.
8.    Kadar karbon dioksida dan uap air dalam atmosfer
Kadar karbon dioksida dan uap air dalam atmosfer bila lebih besar akan mengakibatkan efek rumah kaca yang tak terkendali dan apabila terlalu kecil akan mengakibatkan efek rumah kaca kurang memadai.
9.    Kadar ozon dalam atmosfer
Kadar ozon dalam atmosfer yang terlalu besar akan mengakibatkan suhu permukaan Bumi terlalu rendah dan apabila suhu lebih kecil akan mengakibatkan suhu permukaan Bumi terlalu tinggi, terlalu banyak radiasi ultraviolet.
10.  Aktivitas gempa
Aktivitas gempa yang terlalu banyak akan mengakibatkan banyak makhluk hidup punah dan apabila terlalu kecil  bahkan di dasar laur tidak akan dapat di daur ulang ke daratan melalui pengangkatan tektonik.

Comments

  1. Ijin tanya, bu. Kenapa pluto tidak lagi dikategorikan menjadi sebuah planet?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih pertanyaannya
      Planet Pluto tetap menjadi sebuah planet tetapi sekarang tergolong ke dalam planet minor karena garis edar planet pluto sama dengan planet Neptunus sehingga yang tergolong planet mayor adalah planet Neptunus.

      Delete

Post a Comment