Pengambilan Keputusan
(Koneksi Antar Materi)
Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara adalah menuntun anak-anak sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya. Dalam hal ini, ibarat bibit dan buah, Pendidik adalah petani yang akan merawat bibit dengan cara menyiangi hulma disekitarnya, memberi pupuk, menyiraminya agar kelak dapat berbuah dengan baik. Tetapi disini, pendidik tidak dapat mengubah bibit buah mangga menjadi berbuah anggur. Yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah merawat bibit tersebut tanpa mengubah kodratnya. Artinya, sejak lahir setiap anak sudah memiliki bakat masing-masing, tugas pendidik adalah mengasah bakat, potensi dan minat dari muridnya agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Nilai-nilai dari Ki Hadjar Dewantara seharusnya kita terapkan dalam pembelajaran di kelas. Bagaimana seorang guru dalam mendidik muridnya harus memperhatikan minat, bakat dan potensi dari muridnya. Memberi kesempatan mereka untuk belajar sesuai dengan minat, bakat dan potensinya, salah satunya dengan memberikan pembelajaran berdiferensiasi. Pengambilan keputusan dalam memilih pembelajaran berdiferensiasi ini merupakan wujud nyata dari menghormati kodrat alam dan kodrat zaman murid. Nilai-nilai ini tertanam dalam diri kita sebagai pendidik dalam mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di kelas.
Pada proses pembelajaran guru penggerak ini terdapat materi coaching. Dalam materi coaching ini, kita sebagai pemimpin pembelajaran diharapkan dapat memberi solusi atas masalah yang dihadapi oleh murid kita maupun rekan sejawat dengan tetap memberikan kesempatan kepada mereka untuk belajar dan menentukan keputusan sendiri sesuai dengan kemampuan dan potensi dirinya. Ada Model TIRTA yang dicobakan untuk diterapakan. Dalam model TIRTA ini kita dapat menerapkan coaching dengan urutan : Tujuan, Identifikasi Masalah, Rencana Aksi, dan Tanggung jawab. Pada materi ini, diajarkan bagaimana cara membuat pertanyaan-pertanyaan yang dapat menggali potensi dari coachee dalam menyelesaikan masalahnya, belajar praktik melakukan coaching dengan peserta lain, murid maupun rekan sejawat.
Materi selanjutnya setelah coaching adalah Dilema Etika. Pada materi ini, kita belajar perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral. Perbedaan mendasar dari dilema etika adalah keputusan yang diambil adalah benar lawan benar. Sedangkan dalam bujukan moral keputusan yang diambil benar lawan salah. Dalam materi Dilema Etika terdapat 4 (empat) paradigma yaitu : individu lawan masyarakat, rasa keadilan lawan rasa kasihan, kebenaran lawan kesetiaan, jangka pendek lawan jangka panjang. Selain itu, kita juga belajar 3 (tiga prinsip) dan 9 (sembilan) langkah dalam pengambilan keputusan. Tiga prinsip dalam dilema etika meliputi Berpikir Berbasis Hasil Akhir, Berpikir Berbasis Peraturan dan Berpikir Berbasis Peduli. Prinsip mana yang diambil pada pengambilan keputusan hendaknya disesauikan dengan kondisi, dan lingkup permasalahannya. Oleh karena itu sebelum mengambil keputusan, kita hendanya menggunakan 9 (sembilan) langkah yang meliputi : mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat, kumpukan fakta yang relevan, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, Investigasi opsi Trilema, Buat Keputusan dan Lihat lagi keputusan dan refleksikan.
Dalam materi dilema etika, keputusan yang diambil dapat merupakan perwujudan dari lebih dari satu paradigma, yang kemudian berpengaruh pada pengambilan prinsip mana yang hendak diterapkan apabila berhadapan dengan salah satu masalah diema etika. Berbagai contoh kasus disajikan, dan kita belajar untuk mengambil keputusan dengan menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan.
Pembelajaran tetang langkah-langkah pengambilan keputusan ini sangat membantu bagi pendidik untuk dapat mengambil keputusan yang efektif dan tepat bagi murid-muridnya maupun yang berkaitan dengan rekan sejawatnya.
Sungguh suatu ulasan informasi yang menarik, Ibu Endah.
ReplyDeleteSaya tertarik pada topik Dilema Etika karena sebagai pribadi maupun sebagai pendidik, kita sering kali dihadapkan dengan dilema saat mengambil keputusan. Saya berharap informasi ini dapat membantu pendidik dalam mengambil keputusan yang tepat bagi para peserta didik :))
Bagus, semoga bermanfaat...
ReplyDeleteinformatif bu..
ReplyDeletesaya jadi tambah wawasan ..
tengkiuu buuu